Perkembangan dan Sejarah Islam di Jawa
Awal mula agama islam masuk ke tanah Jawa terjadi melalui area pesisir utara Jawa dimana pada Desa Leran terdapat makam dari keturunan Hibatullah pada tahun 475 Hijriah atau 1082 di kota Gresik. Fatimah yang merupakan keturunan Hibatullah sendiri merupakan dinasti dari Persia. Selain di daerah Gresik, di Mojokerto juga terdapat ratusan batu nisan Islam kuno yang dipercaya merupakan makam dari keluarga Majapahit yang memeluk Islam.
Kepercayaan di tanah Jawa sendiri memiliki 3 tahap. Tahapan tersebut terbagi menjadi :
1. Pra Hindu Buddha: Masyarakat Jawa sebelum masuknya Islam sendiri lebih bersifat heterogen. Masyarakat Jawa pada masa pra sejarah sebelum masuknya Hindu dan Buddha lebih banyak memeluk animisme dan dinamisme. Kepercayan ini mengarah pada bersatunya alam nyata dan masyarakat yang dianggap memiliki kekeramatan dan juga nilai mistis. Hal ini dibuktikan dengan adanya benda-benda pusaka seperti keris, tombak, serta benda-benda pusaka lainnya yang dianggap keramat dan dipuja oleh masyarakat Jawa.
2. Masa Hindu Buddha: Kedatangan para pedagang India menjadi penyebar agama Hindu Budha kedalam masyarakat Jawa. Akulturasi kebudayaan Jawa dan Hindu Buddha terjadi bukan hanya pada sistem agama saja, namun kebudayaan Jawa juga ikut terbawa pengaruh Hindu dan Buddha. Budaya Jawa di masa Hindu Buddha sendiri memiliki sifat terbuka yang memiliki pemahaman bahwa semua agama memiliki sifat yang baik. Sementara ciri budaya Jawa sendiri adalah teokratis. Mereka percaya bahwa Raja adalah titisan Dewa. Hal ini membuat rakyat harus tunduk dan juga patuh kepada perintah Raja. Raja dan keraton menjadi puncak pimpinan dalam budaya Jawa pada masa tersebut.
3. Masa Islam di Jawa : Datangnya para pedagang Gujarat dan Persia menandai awal baru di tanah Jawa yang menjadi Sejarah awal agama islam masuk ke tanah Jawa. Dan Wali Songo menjadi dominasi masuknya Islam ke Jawa serta menyebabkan berakhirnya era Hindu Buddha. Wali Songo sendiri menjadi salah satu faktor utama penyebaran agama Islam di Indonesia terutama di Pulau Jawa. Wali sendiri pada masa tersebut memiliki arti sebagai ahli agama yang sudah mencapai tingkatan tertentu dan dekat dengan Allah. Ditambah lagi para wali ini sangat dekat dengan istana. Bahkan sudah menjadi penasihat spiritual raja atau sultan. Oleh sebab itu mereka diberi gelar Sunan. Berikut 9 sunan yang bertugas menyebarkan agama islam :
a. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim): Sunan Gresik datang ke Jawa pada abad ke 13 dan menyebarkan agama Islam di wilayah Gresik.
b. Sunan Ampel (Raden Rahmat): Sunan Ampel menyebarkan agama Islam di daerah Surabaya dan juga menjadi perencana pembangunan Masjid Agung Demak yang megah.
c. Sunan Drajad (Syarifudin): Sunan Drajad merupakan putra dari Sunan Ampel. Ia membantu sang ayah untuk menyebarkan agama Islam di sekitar Surabaya.
d. Sunan Bonang (Makdum Ibrahim): Sunan Bonang merupakan saudara kandung dari Sunan Drajad. Ia ikut menyebarkan agama Islam di daerah Tuban, Lasem, hingga Rembang. Sunan Bonang kerap mengeluarkan keputusan yang cukup bijaksana.
e. Sunan Kalijaga (Raden Mas Said/Jaka Said): Sunan yang cukup terkenal, Sunan Kalijaga ini merupakan murid dari Sunan Bonang. Ia memiliki cara menyebarkan Islam di Jawa Tengah dengan beradaptasi dengan lingkungan yang ia datangi.
f. Sunan Giri (Raden Paku): Sunan Giri menyebarkan agama Islam di Jawa hingga Nusa Tenggara serta Maluku. Ia memiliki cara menyebarkan agama Islam dengan permainan.
g. Sunan Kudus (Jafar Sodiq): Sunan Kudus menyebarkan agama Islam di daerah Kudus. Jafar Sidiq yang merupakan nama asli dari Sunan Kudus ini adalah ahli seni bangunan yang membuat Masjid Agung Kudus dan juga menara Kudus.
h. Sunan Muria (Raden Umar Said): Sunan Muria sendiri menyebarkan agama Islam di Gunung Muria yang berhubungan langsung dengan rakyat jelata.
i. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah): Daerah Banten dan Sunda Kelapa serta Cirebon menjadi daerah penyebaran dari Sunan Gunung Jati.
Berdakwah menjadi salah satu cara penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh para sunan yang menjadi kunci utama agama islam masuk ke tanah Jawa. Para wali langsung mendatangi masyarakat dan menyebarkan agama Islam dengan menggabungkan unsur sosial budaya pada dakwah mereka. Mereka mengajarkan agama melalui pesan-pesan moral yang sesuai dengan budaya setempat. Selain itu para wali juga mendirikan pesantren.
Sejarah awal agama islam masuk ke tanah Jawa yang dibawa oleh pedagang Arab memberikan perubahan besar dalam sistem kasta di masyarakat. Rakyat jelata dan miskin derajatnya langsung terangkat dan tidak tertindas oleh peraturan istana. Semua masyarakat memiliki nilai dan derajat yang sama. Hal ini yang membuat agama Islam mendapatkan perhatian lebih di kalangan masyarakat di pulau Jawa.
sumber :
http://www.portalsejarah.com/sejarah-awal-agama-islam-masuk-ke-tanah-jawa.html
Perkembangan dan Sejarah Islam di Jawa
Awal mula agama islam masuk ke tanah Jawa terjadi melalui area pesisir utara Jawa dimana pada Desa Leran terdapat makam dari keturunan Hibatullah pada tahun 475 Hijriah atau 1082 di kota Gresik. Fatimah yang merupakan keturunan Hibatullah sendiri merupakan dinasti dari Persia. Selain di daerah Gresik, di Mojokerto juga terdapat ratusan batu nisan Islam kuno yang dipercaya merupakan makam dari keluarga Majapahit yang memeluk Islam.
Awal mula agama islam masuk ke tanah Jawa terjadi melalui area pesisir utara Jawa dimana pada Desa Leran terdapat makam dari keturunan Hibatullah pada tahun 475 Hijriah atau 1082 di kota Gresik. Fatimah yang merupakan keturunan Hibatullah sendiri merupakan dinasti dari Persia. Selain di daerah Gresik, di Mojokerto juga terdapat ratusan batu nisan Islam kuno yang dipercaya merupakan makam dari keluarga Majapahit yang memeluk Islam.
Kepercayaan di tanah Jawa sendiri memiliki 3 tahap. Tahapan tersebut terbagi menjadi :
1. Pra Hindu Buddha: Masyarakat Jawa sebelum masuknya Islam sendiri lebih bersifat heterogen. Masyarakat Jawa pada masa pra sejarah sebelum masuknya Hindu dan Buddha lebih banyak memeluk animisme dan dinamisme. Kepercayan ini mengarah pada bersatunya alam nyata dan masyarakat yang dianggap memiliki kekeramatan dan juga nilai mistis. Hal ini dibuktikan dengan adanya benda-benda pusaka seperti keris, tombak, serta benda-benda pusaka lainnya yang dianggap keramat dan dipuja oleh masyarakat Jawa.
2. Masa Hindu Buddha: Kedatangan para pedagang India menjadi penyebar agama Hindu Budha kedalam masyarakat Jawa. Akulturasi kebudayaan Jawa dan Hindu Buddha terjadi bukan hanya pada sistem agama saja, namun kebudayaan Jawa juga ikut terbawa pengaruh Hindu dan Buddha. Budaya Jawa di masa Hindu Buddha sendiri memiliki sifat terbuka yang memiliki pemahaman bahwa semua agama memiliki sifat yang baik. Sementara ciri budaya Jawa sendiri adalah teokratis. Mereka percaya bahwa Raja adalah titisan Dewa. Hal ini membuat rakyat harus tunduk dan juga patuh kepada perintah Raja. Raja dan keraton menjadi puncak pimpinan dalam budaya Jawa pada masa tersebut.
3. Masa Islam di Jawa : Datangnya para pedagang Gujarat dan Persia menandai awal baru di tanah Jawa yang menjadi Sejarah awal agama islam masuk ke tanah Jawa. Dan Wali Songo menjadi dominasi masuknya Islam ke Jawa serta menyebabkan berakhirnya era Hindu Buddha. Wali Songo sendiri menjadi salah satu faktor utama penyebaran agama Islam di Indonesia terutama di Pulau Jawa. Wali sendiri pada masa tersebut memiliki arti sebagai ahli agama yang sudah mencapai tingkatan tertentu dan dekat dengan Allah. Ditambah lagi para wali ini sangat dekat dengan istana. Bahkan sudah menjadi penasihat spiritual raja atau sultan. Oleh sebab itu mereka diberi gelar Sunan. Berikut 9 sunan yang bertugas menyebarkan agama islam :
a. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim): Sunan Gresik datang ke Jawa pada abad ke 13 dan menyebarkan agama Islam di wilayah Gresik.
b. Sunan Ampel (Raden Rahmat): Sunan Ampel menyebarkan agama Islam di daerah Surabaya dan juga menjadi perencana pembangunan Masjid Agung Demak yang megah.
c. Sunan Drajad (Syarifudin): Sunan Drajad merupakan putra dari Sunan Ampel. Ia membantu sang ayah untuk menyebarkan agama Islam di sekitar Surabaya.
d. Sunan Bonang (Makdum Ibrahim): Sunan Bonang merupakan saudara kandung dari Sunan Drajad. Ia ikut menyebarkan agama Islam di daerah Tuban, Lasem, hingga Rembang. Sunan Bonang kerap mengeluarkan keputusan yang cukup bijaksana.
e. Sunan Kalijaga (Raden Mas Said/Jaka Said): Sunan yang cukup terkenal, Sunan Kalijaga ini merupakan murid dari Sunan Bonang. Ia memiliki cara menyebarkan Islam di Jawa Tengah dengan beradaptasi dengan lingkungan yang ia datangi.
f. Sunan Giri (Raden Paku): Sunan Giri menyebarkan agama Islam di Jawa hingga Nusa Tenggara serta Maluku. Ia memiliki cara menyebarkan agama Islam dengan permainan.
g. Sunan Kudus (Jafar Sodiq): Sunan Kudus menyebarkan agama Islam di daerah Kudus. Jafar Sidiq yang merupakan nama asli dari Sunan Kudus ini adalah ahli seni bangunan yang membuat Masjid Agung Kudus dan juga menara Kudus.
h. Sunan Muria (Raden Umar Said): Sunan Muria sendiri menyebarkan agama Islam di Gunung Muria yang berhubungan langsung dengan rakyat jelata.
i. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah): Daerah Banten dan Sunda Kelapa serta Cirebon menjadi daerah penyebaran dari Sunan Gunung Jati.
Berdakwah menjadi salah satu cara penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh para sunan yang menjadi kunci utama agama islam masuk ke tanah Jawa. Para wali langsung mendatangi masyarakat dan menyebarkan agama Islam dengan menggabungkan unsur sosial budaya pada dakwah mereka. Mereka mengajarkan agama melalui pesan-pesan moral yang sesuai dengan budaya setempat. Selain itu para wali juga mendirikan pesantren.
Sejarah awal agama islam masuk ke tanah Jawa yang dibawa oleh pedagang Arab memberikan perubahan besar dalam sistem kasta di masyarakat. Rakyat jelata dan miskin derajatnya langsung terangkat dan tidak tertindas oleh peraturan istana. Semua masyarakat memiliki nilai dan derajat yang sama. Hal ini yang membuat agama Islam mendapatkan perhatian lebih di kalangan masyarakat di pulau Jawa.
sumber :
http://www.portalsejarah.com/sejarah-awal-agama-islam-masuk-ke-tanah-jawa.html
0 komentar:
Posting Komentar